profil eretan

kampungku

kampungku

KAMPUNGKU NAN ASRI ERETAN KANDANGHAUR

Menginjak kaki di kampung eretan kandanghaur indramayu merupakan kampung dengan basis masyarakat nelayan dengan mata pencaharian utama adalah nelayanan untuk mencari ikan di laut lepas. nuansa kampung kami sangat agamis, dan penuh dengan perahu yang bersandar di tepi tempat pelelangan ikan, kapal ini berjubel-jubel sebagai alat mencari nafkah lahir bagi masyarakat eretan.

Banyak aktivitas yang ada di kampungku, terutama dalam mengolah ikan segar menjadi ikan kering. ibu-ibu bersemangat untuk berkarya lewat penglupasan ikan dari basah menjadi kering. mereka tetap tegar dari mulai pagi hingga sore untuk mencari sesuap nasi.

Adanya KUD Mina Bahari memberikan angin segar bagi masyarakat kampungku. sejak KUD menerima hasil olahan 1/2 kering dampak ekonomi masyarakat menjadi naik. ibarat ada bapak angkat. KUD memberikan warna baru dan mampu menambah income masyarakat eretan. mudah-mudahan dengan berjalannya produksi olahan ikan kering ini nantinya kampung eretan bisa menjadi kampung teladan bagi kehidupan para nelayan di daerah eretan pada khususnya dan indramayu pada umumnya. kebangganku semoga karya-karya nyata yang dilakukan oleh manager KUD Mina Bahari produksi Olahan Ikan Kuniran ( Royani ) bisa memberikan kepastian hidupku di eretan. terima kasih bung roy atas jasa dan kerja kerasnya. impianku jadi nyata……………………………….

——————————————————————————-

Penganan Rasa Indramayu

Sabtu, 19 Juli 2008
Oleh Timbuktu Harthana
”Krenyes…, krenyes…,” demikian ujar Khoirudin (31) menirukan bunyi fillet ikan kuniran yang terkunyah oleh gigi-geliginya. ”Rasanya seperti ada manisnya, tapi tetap terasa ikannya,” tambahnya saat mencicipi penganan fillet ikan kuniran produksi Koperasi Unit Desa Mina Bahari, Eretan Kulon, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Sebagai makanan ringan atau snack, fillet ikan kuniran belum seterkenal teripang atau udang kering, yang sudah dijadikan menu kudapan kala bersantai atau buah tangan bagi kerabat di kampung. Malahan, ikan kuniran selama ini dianggap sebelah mata oleh sebagian nelayan dan konsumen sehingga hanya diolah menjadi ikan asin.

Padahal, ikan kuniran yang telah di-fillet—menyayat ikan sepanjang tulang belakang, dimulai dari belakang kepala sampai pangkal ekor, dan melepaskan daging dari tulang dan duri—punya nilai jual yang tinggi. Bahkan, di Malaysia, penganan ikan kuniran menjadi salah satu snack yang digemari.

KUD Mina Bahari di Eretan Kulon, Kecamatan Eretan, Kabupaten Indramayu, adalah salah satu badan usaha yang berhasil memanfaatkan ceruk pasar kudapan berbahan dasar ikan tersebut. Sebuah pabrik sederhana tepat di depan tempat pelelangan ikan (TPI) Eretan Kulon berhasil menyulap nilai ekonomi ikan kuniran.

”Pabrik fillet ikan kuniran ini dibangun untuk memenuhi kebutuhan konsumen Malaysia. Awalnya, KUD hanya menyediakan fillet kuniran setengah kering. Tetapi, sekarang kami sudah produksi sendiri penganan fillet kuniran. Hampir semua diekspor ke Malaysia,” ujar Roup, manajer pabrik fillet ikan kuniran KUD Mina Bahari, Rabu (25/6).

Mulanya, tahun 2005, KUD Mina Bahari menyediakan fillet ikan kuniran setengah kering untuk perusahaan makanan olahan di Malaysia. Fillet setengah kering yang diekspor itu akan dibuat menjadi kudapan kegemaran masyarakat Malaysia. Permintaan terus meningkat, bahkan jumlah yang diekspor mencapai 15 ton per bulan pada tahun 2007.

Kerja sama bisnis antara KUD, eksportir Indonesia, dan pabrik makanan olahan di Malaysia semakin akur sehingga pembangunan pabrik pengolahan penganan fillet ikan kuniran pun direncanakan. Pabrik dibangun selama semester II-2007 dan baru pada Januari 2008 mulai berproduksi.

”Seluruh konsep pengolahan, pembuatan, sampai resep bumbu berasal dari Malaysia. Bahkan, yang membuat kemasan dan stiker kemasan juga Malaysia. Di sini (pabrik) hanya mengerjakan sesuai permintaan,” kata Roup.

Setiap hari, produksi penganan fillet kuniran di pabrik mencapai 200 kilogram. Semua bahan baku berasal dari Eretan, Indramayu. Sebab, ikan kuniran paling banyak ditangkap nelayan pantai utara, khususnya di Tegal, Pekalongan, dan Indramayu. Di Eretan Kulon, produksinya mencapai 300 bakul per hari atau setara dengan 9 ton dari rata-rata produksi ikan laut 27 ton per hari.

Setidaknya pabrik fillet ikan kuniran memanfaatkan 2.000 kg ikan kuniran per hari. Adapun rendemen 10 persen sehingga dari 2.000 kg ikan kuniran basah memproduksi kuniran kering 200 kg. Harga ikan kuniran basah yang dibeli perajin dari nelayan Rp 115.000 per bakul (isi 30 kg), sedangkan harga jual fillet ikan kuniran kering yang dibeli pabrik Rp 45.000 per kg.

Rata-rata produksi per bulan mencapai 4 ton, lebih dari 80 persen diekspor ke Malaysia. Sisanya 15-20 persen sedang ditawarkan untuk pasar domestik. Ekspor ke Malaysia dilakukan setiap tiga minggu sekali, 3 ton sekali pengiriman. Bandrol harga yang diberlakukan Rp 5.500 untuk kemasan 50 gram dan Rp 3.500 untuk kemasan 30 gram. Selama ini harganya masih sama, baik produk ekspor maupun yang dijual di pasar domestik.

Pasar domestik

Biasanya, fillet kering ikan kuniran yang diambil dari perajin di Eretan Kulon kadar airnya masih tinggi, mencapai 17 persen. Bahkan, banyak yang pengeringannya tidak sempurna. Akibatnya, fillet keringnya mudah remuk atau gampang patah. Padahal, seharusnya kadar air maksimal adalah 10 persen.

Umumnya, dari 100 kg fillet kering yang dihasilkan perajin, hanya 85 persen yang layak diolah menjadi makanan ringan siap saji berkualitas ekspor. Sisanya, 15 persen fillet dari perajin itu hancur atau remuk menjadi remahan saat dikeringkan ulang.

”Pengeringan yang tidak sempurna menyebabkan fillet kering akan jadi rempahan tepung ikan setelah dijemur dengan mesin pengering. Standar fillet yang diekspor harus utuh dan tidak pecah-pecah,” ujar Roup.

Setelah melewati tahap pengeringan, fillet akan digiling. Tujuannya, memberikan tekstur kotak-kotak dan bergelombang pada fillet sehingga terlihat lebih renyah dan crispy. Kalau ada motifnya, tidak terkesan seperti ikan, tetapi kue kering, selain itu untuk melunakkan daging fillet dan memudahkan bumbu terserap merata. Adapun bumbu ada dua macam, yaitu rasa keju manis dan balado. Orang Malaysia cenderung suka bumbu yang rasanya manis.

Tahap berikutnya, sebelum dikemas dalam kantong plastik berbahan aluminium foil-poly propyline, fillet kuniran lebih dulu dipanggang dalam oven bertemperatur 100 derajat Celsius. Proses pemanggangan butuh waktu 1,5 jam. Sekali dioven, ada 4 kg fillet kuniran berbumbu. Akhirnya, penganan fillet kuniran itu pun siap dikemas.

Untuk ekspor, ukuran dan desain kemasan sudah ditentukan distributor di Malaysia, sedangkan kemasan pasar lokal hanya plastik polos. Jakarta, Surabaya, dan Bali adalah pasar lokal yang banyak memesan kudapan kuniran. Pemasaran pun terbatas di restoran atau gerai dalam jumlah yang sedikit.

Royani, Sekretaris KUD Mina Bahari, mengatakan, saat ini banyak konsumen lokal yang belum mengetahui keberadaan snack yang padat gizi ini. Kandungan proteinnya 77 persen, lemak 2,9 persen, dan kadar abu 4,3 persen. Karena itu, target KUD Mina Bahari ke depan adalah menguatkan pasar lokal yang sudah terbentuk, seperti ke Bali dan Surabaya.

Setidaknya, dari produksi sekarang, diharapkan 1,5 ton per bulan terjual di pasar domestik. Untuk itu, akan dibangun 10 gerai yang tersebar di sepanjang jalur pantura untuk mengenalkan snack fillet ikan kuniran dan meningkatkan penjualan.

Selanjutnya, tambah Roup, mesin produksi juga perlu ditingkatkan, di antaranya membuat oven tipe rotari yang berputar saat pemanggangan dengan daya tampung 10 kg fillet kuniran. Waktu panggang pun hanya 1 jam sehingga produksi bisa ditingkatkan karena lebih hemat tenaga sekaligus waktu.

Nah, sekarang tinggal bagaimana memasyarakatkan fillet ikan kuniran ini sebagai menu camilan di tengah keluarga. Selain murah meriah, penganan ini juga kaya protein dan baik untuk pertumbuhan otak. Kapan Anda mau mencoba?

Sumber : http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/07/19/02360522/penganan.rasa.indramayu

6 Responses to profil eretan

  1. Haris Faisal berkata:

    Di mana bisa mendapatkan penganan fillet ikan kuniran ini? Langsung ke pabriknya atau di distributornya?

  2. antho berkata:

    ok bagus sekali? cuman kenapa di jual ke malaysia rakyat indonesia juga mampu beli ?kami juga ikan laut kering partai banyak sebulan 20 ton

  3. ine berkata:

    Apakah sekarang masih produksi fillet ikan kunirannya mohon ada foto penganannya yang siap konsumsi. Biasanya kalau terlihat menarik dari segi kemasan, masyarakat akan mencoba dan kalau rasanya enak tidak terlalu anyir maka kudapan ini mudah2an disukai banyak orang, Yang penting promosinya gencar dan ada tester sehingga masyarakat dapat mencoba secara gratis.

Tinggalkan Balasan ke antho Batalkan balasan